Apa sih Depresi itu?
Depresi adalah penyakit medis umum dan serius yang secara negatif mempengaruhi apa yang kita rasakan, cara kita berpikir, dan bagaimana kita bertindak. Terdapat 1 dari 5 orang dewasa yang kemungkinan menderita depresi. Untungnya, penyakit ini dapat diobati.
Depresi menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat pada aktivitas dulunya disukai. Depresi juga dapat menyebabkan berbagai masalah emosional dan fisik, serta mengurangi kemampuan kita untuk memainkan peran sebagaimana mestinya baik di tempat kerja ataupun di rumah.
Dalam artikel ini, kami akan membantu Anda memahami perbedaan antara perasaan sedih dan depresi. Kami juga akan memaparkan beberapa saran tindakan yang bisa dilakukan dalam upaya mencari bantuan.
Perbedaan antara Kesedihan & Depresi Berat
Kesedihan
Merasa sedih atau tertekan merupakan emosi normal yang dialami semua orang dalam berbagai situasi stres atau muram, seperti kehilangan atau ketidakhadiran orang yang dicintai, mengakhiri hubungan, kehilangan pekerjaan atau penghasilan, gagal ujian, konflik atau masalah di rumah atau di tempat kerja, dll.
Namun, seseorang yang mengalami kesedihan akan merasa lega setelah menangis, melampiaskan, atau berbicara tentang frustrasi yang dialaminya.
Kesedihan biasanya terkait dengan pemicu yang spesifik dan akan berlalu seiring berjalannya waktu. Jika perasaan sedih yang mendalam berlangsung selama lebih dari dua minggu, tandanya orang tersebut harus meminta bantuan seorang profesional atau dokter kesehatan mental.
Depresi
Depresi atau Gangguan Depresif Utama merupakan sebuah gangguan medis. Mirip dengan penyakit seperti diabetes di mana produksi hormon insulin dalam tubuh kita terganggu, depresi dapat terjadi ketika bebeapa hormon seperti serotonin tidak seimbang. Depresi biasanya menyebabkan ketidakmampuan untuk berfungsi secara normal di tempat kerja atau di rumah.
Apa Penyebab Depresi?
Ada banyak faktor yang berkontrbusi menyebabkan depresi. Diantaranya adalah:
Biokimia: perbedaan komposis senyawa kimia tertentu di otak, fungsi neurotransmiter dan bagian otak seperti hipokampus, dapat berkontribusi pada depresi.
Genetika: depresi dapat menurun dalam keluarga. Jika salah seorang dari anak kembar identik mengalami depresi, kembarannya memiliki kemungkinan 70% mengalami hal yang sama.
Faktor lingkungan: paparan terus menerus terhadap kekerasan, pengabaian, pelecehan (fisik maupun verbal), atau kemiskinan dapat membuat beberapa orang rentan terhadap depresi.
Kepribadian: orang-orang dengan kepercayaan diri yang rendah, diliputi stres, dan mereka yang pesimistis lebih berpotensi mengalami depresi.
Bagaimana Cara Mengobati Depresi?
Sebelum melakukan diagnosis atau tindakan perawatan, seorang profesional kesehatan harus melakukan pemeriksaan diagnostik menyeluruh, termasuk wawancara dan mungkin juga pemeriksaan fisik.
Dalam beberapa kasus, tes darah mungkin dilakukan untuk mengecek kemungkinan depresi tersebut disebabkan oleh kondisi medis seperti masalah tiroid.
Melalui pemerikasaan ini, dapat diidentifikasi gejala spesifik, riwayat medis dan keluarga, faktor budaya, dan faktor lingkungan kemudian dilanjutkan pada diagnosis dan rencana penyembuhan.
Berikut beberapa metode penyembuhan yang bisa dilakukan:
Obat-obatan: Senyawa kimia di otak dapat berkontribusi pada depresi seseorang. Untuk alasan ini, antidepresan mungkin diresepkan untuk membantu menyeimbangkan senyawa kimia tersebut. Obat-obatan ini bukanlah sedatif, uppers atau stimulan, atau jenis obat penenang lainnya karena tidak menimbulkan kecanduan.
Antidepresan dapat menunjukkan hasil dalam 1-2 minggu pertama penggunaan. Hasil utuhnya dapat terlihat setelah 2-3 bulan. Jika seorang pasien merasakan sedikit atau tidak ada perbaikan sama sekali selama beberapa minggu, psikiater dapat mengubah dosis atau menambah atau mengganti dengan antidepresan lain.
Psikoterapi: seorang psikiater kadang-kadang hanya menggunakan psikoterapi atau “terapi bicara” untuk pengobatan depresi ringan. Sedangkan, untuk depresi sedang hingga berat biasanya dikombinasikan dengan terapi obat an
tidepresan.
Terapi Perilaku Kognitif atau Cognitive Behaviour Therapy (CBT): CBT adalah suatu bentuk terapi yang berfokus pada masa kini dan pemecahan masalah. Maksudnya, melalui CBT seseorang makan dibantu untuk mengenali pemikiran yang menyimpang dan kemudian mengubah perilaku dan pemikiran tersebut. Tergantung pada tingkat keparahan depresi, terapi ini dapat memakan waktu beberapa minggu atau bahkan lebih lama. Dalam banyak kasus, perubahan yang signifikan dapat dilihat dalam 10 hingga 15 sesi.
Terapi Electrokonvulsif atau ECT: ECT adalah perawatan medis yang digunakan untuk pasien dengan depresi berat atau gangguan bipolar yang tidak bisa diatasi melalui metode terapi lain. Terapi ini melibatkan stimulasi listrik singkat pada otak ketika pasien berada di bawah anestesi. Seorang pasien biasanya menerima ECT 2-3 kali seminggu dengan total 6-12 sesi.
Penyembuhan dan Penanganan Mandiri
Ada sejumlah hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala depresi.
Bagi banyak orang, olahraga teratur membantu menciptakan perasaan positif dan suasana hati yang lebih baik.
Tidur cukup dan berkualitas secara teratur serta makan makanan sehat sambil menghindari alkohol (depresan) atau tembakau juga dapat membantu mengurangi gejala depresi.
Artikel asli, yang ditulis oleh Dr. Shawn Lee Ji Kwan. Sumber artikel: