Sadarkah Anda bahwa diri Anda sendiri adalah aset terbesar Anda? Ya, menyadari sedari dini terkait berbagai potensi, termasuk penghasilan, yang dimiliki adalah langkah yang bijak.
Mengapa demikian? Ini karena muara dari hal di atas bisa direncanakan untuk kehidupan yang lebih baik. Ilustrasi sederhana di bawah ini bisa menjadi contoh.
Misalnya, sebut saja ada seorang kepala keluarga, berusia 40 tahun, dengan penghasilan Rp 50.000.000 per bulan. Dia sudah memiliki berbagai aset dengan nilai Rp 6 miliar. Maka dari itu, saat dihitung berapa asetnya, tentu jawabannya adalah Rp 6 miliar.
Namun, coba hitung kembali potensi penghasilan yang dia miliki. Kepala keluarga ini masih memiliki masa produktif 15 tahun (asumsi pensiun pada usia 55 tahun ), maka potensi penghasilan dia adalah 15 tahun x Rp 50.000.000 per bulan x 12 bulan = Rp 9 miliar.
Mana yang lebih besar, Rp 6 miliar atau 9 miliar? Ini belum menghitung potensi kenaikan penghasilannya.
Namun, mengapa masih banyak orang lupa akan potensi penghasilannya? Dan lebih sibuk melindungi aset dibandingkan dengan dirinya yang memiliki potensi lebih besar sekaligus sebagai orang yang menciptakan aset yang ada sekarang.
Mana yang lebih penting dilindungi, bebek emas yang bertelur emas atau telur emasnya?
Melindungi potensi penghasilan Anda tak ubahnya memelihara Bebek Emas yang bertelor emas. Penghasilan perlu dijaga karena dari situlah sumber terbentuknya aset. Dan salah satu alat keuangan yang bisa digunakan untuk melindungi penghasilan adalah asuransi.
Untuk contoh diatas, Anda bisa membuka asuransi dengan nilai pertanggungan sebesar potensi penghasilan masa depan, katakanlah Rp. 9 miliar. Dengan cara sederhana ini, apabila terjadi resiko hidup yang membuat Anda tidak bisa bekerja lagi, Uang Pertanggungan pun cair dan bisa diginakan sebagai pengganti penghasilan yang hilang.
Mari diskusi lebih lanjut, berapa nilai pertanggungan yang pas buat Anda. Silahkan menghubungi kami.
(sumber artikel: uang360.com)